Jumat, 25 Maret 2016

Lalu Lintas dan Lalu Lalangnya


Jalan merupakan media yang penting dan punya arus yang padat. Penting karena menghubungkan dari satu tempat ke tempat lain. Arus yang padat karena ada sekarang kendaraan mudah dibeli dan dibayar secara mencicil. Jalan memerlukan keamanan agar dapat tetap lancar. Semua seluk beluk keamanan berkendara di jalan diatur oleh Ditlantas.
Ditlantas (Direktorat Lalu Lintas) merupakan bagian dari kepolisian yang mengatur lalu lintas. Ditlantas Polda Jawa Timur terletak di jalan Ahmad  Yani 160, berada dalam satu kompleks Bhayangkara. Ditlantas membawahi beberapa bagian untuk memperlancar pembagian tugas. Ditlantas menjalankan fungsi administrasi misal untuk surat kendaraan bermotor, surat izin mengemudi, dan sebagainya. Kondisi jalan yang macet menjadi bagian Ditlantas untuk mengatur dan mengarahkan alur kendaraan. Penyuluhan penggunaan pengaman alat berkendara seperti sabuk pengaman maupun helm bagian dari pendidikan lalu lintas. Tujuan penyuluhan agar orang-orang menggunakan pengaman dan pelindung secara baik dan benar. Namun, kelalaian juga dapat terjadi. Akibat kelalaian pengguna kendaraan, kecelakaan tidak dapat dihindari.
AKBP Hari Sindhu menjelaskan pekerjaan polantas (polisi lalu lintas) yang sangat penting yaitu menekan angka kecelakaan kepada mahasiswa UK Petra yang berkunjung ke Ditlantas pada 19 Februari 2016. Proses untuk meminimalkan angka kecelakaan yaitu melalui berkendara secara aman dan menaati aturan. Sayangnya, rasa egois pengguna jalan lebih besar daripada keselamatan berkendara. Lelaki yang menjabat sebagai kepala bagian Pembinaan dan Operasional menuturkan angka kematian karena kecelakaan lalu lintas di darat lebih besar daripada udara, meski sekali pesawat jatuh langsung memakan banyak korban. Pendidikan mengenai lalu lintas di masyarakat masih rendah. Kondisi yang sering ditemui yaitu pengendara sepeda motor tidak menyalakan lampu tanda reting belok ketika akan berbelok. Pengendara lain perlu menyesuaikan kecepatan dengan mengerem mendadak. Kemudian kita sering mendapati sepeda motor tiba-tiba berbelok atau memotong jalan tanpa melihat kendaraan lain di sekelilingnya.
 Kondisi menyetir di jalan bukan hanya tentang diri sendiri karena di depan dan belakang ada orang lain yang akan terkena imbas. Menurut Fransisca Prayogo, mahasiswi ini mengungkapkan hal yang paling membuatnya jengkel ketika mengendarai sepeda motor yaitu ada pengendara lain yang mengerem secara mendadak. Bila ia tidak dapat menyesuaikan dengan mengerem, akan menabrak yang berada di depan. Ian Sindunata, mahasiswa asal Malang ini mengungkapkan pendapatnya mengenai pengendara sepeda motor yang tidak menyalakan lampu sein ketika berkendara.
Kendaraan yang paling sering terlibat dalam kecelakaan di Surabaya selamat tahun 2014 yaitu sepeda motor sebanyak 972 buah sepeda motor, mobil penumpang 188 buah, mobil barang  156 buah, dan bus enam buah. Banyak orang yang mengira ketika sudah dapat mengendarai sepeda motor maka dapat bebas mengendarai di jalan. Padahal, mengendarai sepeda motor perlu pemahaman dan ketrampilan karena sepada motor ini bergantung pada keseimbangan untuk dapat berjalan. Mobil penumpang, mobil barang, dan bus lebih banyak terjadi kecelakaan di jalan tol. Mobil melaju melalui jalur kiri yang di depannya terdapat truk yang berhenti seperti kasus truk TNI-AL yang terjadi pada tanggal 25 September 2014 yang mengakibatkan enam orang anggota TNI meninggal. Kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh anak muda nomor satu berdasar Alert Driving, organisasi manajemen resiko pengemudi global yang berpusat di Kanada.


Umur pelaku kecelakaan lalu lintas terbanyak pada tahun 2014 yaitu umur 16-25 tahun sebanyak 220 orang. Golongan anak muda kurang dapat memperhitungkan dan mengendalikan diri. Serta ada umur 16 tahun yang seharusnya belum boleh mengendarai kendaraan bermotor. Umur 51-60 tahun kelompok umur pelaku kedua tertinggi. Pemahaman berkendara secara aman dan tertib perlu disosialisasikan ke banyak lapisan umur karena dari golongan anak muda dan tua, angka pelaku kecelakaan cukup tinggi.
Ketrampilan dan kemampuan pengemudi juga menjadi indikator untuk dapat mengendarai kendaraan secara mandiri. Pelaku pelanggaran lalu lintas banyak didominasi lulusan SMA. Pelaku kecelakaan dengan pendidikan SMA pada tahun 2010 mencapai 4861 orang dengan korban kecelakaan 8192 orang yang lulusan SMA. Jumlah pelaku dan korban dengan tingkat pendidikan SMA mengalami penurunan pada tahun 2014. Pelaku kecelakaan menjadi 444 orang dan korban sebanyak 505 orang. Orang yang berpendidikan sarjana dianggap lebih memahami etika dalam berkendara. Orang yang lulusan SMP maupun SD lebih sedikit terlibat dalam kecelakaan karena terbatas ketrampilan untuk mengendarai kendaraan atau mereka dapat mengendarai kendaraan dengan hati-hati. Alasan batas umur 17 tahun baru boleh mengendarai kendaraan karena pertimbangan kematangan emosi. Orang dinilai mampu mengendalikan emosi dan tidak asal ngebut untuk bergaya seperti anak yang beranjak remaja untuk terlihat keren. Pengendara sepeda motor terkadang meremehkan kegunaan helm. Ian Audrey, mahasiswa program studi arsitektur ini mengungkapkan pendapat tajamnya, orang yang tidak mengenakan helm memberi harga kepalanya seharga helm. Kepala yang seharusnya dilindungi helm tapi tidak dilindungi maka kepalanya menjadi helm.

Selain itu, profesi yang paling sering terlibat sebagai pelaku dan korban kecelakaan lalu lintas yaitu karyawan swasta. Kasus kecelakaan di Surabaya selama tahun 2014 berdasar Pusat Statistik Surabaya terjadi 716 kecelakaan, dengan pelaku 566 orang yang berprofesi sebagai karyawan swasta. Karyawan swasta tergesa-gesa mengendarai kendaraannya karena menghindari terlambat masuk kantor atau ingin segera tiba di rumah. Profesi kedua yaitu pelajar dengan pelaku 102 orang. Jumlah profesi pelajar sebagai pelaku menunjukkan adanya penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 angka tertinggi pelanggaran lalu lintas adalah pelajar sebanyak 1315 orang. Pada tahun 2014 angka pelanggaran dari pelajar turun menjadi 45 orang. Turunnya angka pelanggaran dari pelajar menunjukkan kesadaran untuk berkendara dengan aman. Program pembinaan dari Ditlantas berhasil untuk membuat pelajar sadar akan pentingnya keamanan dan ketaatan dalam berlalu lintas. Ditlantas menjalankan kegiatan pembinaan dengan roadshow ke sekolah-sekolah untuk membina safety riding. AKBP Hari Sindhu mengungkapkan keprihatinannya terhadap  angka pembunuh terbesar anak muda adalah kecelakaan lalu lintas. Menurut Bapak berkumis ini generasi penerus bangsa tidak boleh mati sia-sia di jalan.
Faktor penyebab dari kecelakaan karena human error, lingkungan, dan kendaraan. Faktor penyebab terbesar yaitu ada pada human error. Sekitar 80% faktor kecelakaan lalu lintas karena human error, masing-masing 10% untuk faktor kendaraan dan faktor kondisi jalan. Kesalahan manusia dalam berkendara kebanyakan karena terburu-buru sehingga menyalip dengan perhitungan yang tidak tepat. Berdasarkan data Ditlantas Polri tahun 2009 Faktor human error  terbesar yaitu pengemudi yang terburu-buru, ngebut, dan tidak sabar sebanyak 26%, kecelakaan ketika pengemudi menyalip sebanyak 17%. Pengemudi mengendarai dengan kurang waspada dan mengantuk sebesar 11%, kemudian penyebab lainnya seperti pelanggaran rambu, berkisar antara 0,5 sampai 8%. Faktor kendaraan misal rem kendaraan yang tiba-tiba hilang kendali dan tidak berfungsi hanya dapat berhenti dengan menabrakkan kendaraan. Pengecekkan kendaraan secara berkala penting untuk dilakukan. Faktor jalan yaitu kondisi jalan yang berlubang dalam akan sangat berbahaya di malam hari apalagi bila pengendara yang lewat mengebut.

Pengendara perlu waspada dan tidak meremehkan kondisi jalan. Seringkali kita sebagai pengguna jalan lebih banyak mengeluh proses tilang yang dinilai sebagai akal bulus polantas untuk mencari uang. Kita mengebut di jalan karena mengejar waktu. Waktu sangat mahal karena tidak dapat dibeli dan begitu pula nyawa kita, akankah kita hidup  sembarangan di hadapanNya. Kita sering kurang merefleksikan diri apakah kita telah berkendara dengan aman dan tertib. Ada slentingan yang menyebutkan peraturan ada untuk dilanggar dan menuntut kebebasan. Perlu diingat, kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain dan orang lain kebebasannya dibatasi kebebasan orang lainnya lagi. Mari berkemudi dengan cerdas!


 Sumber: 
Editor, (2015) Data Pokok Surabaya tahun 2015, Surabaya

           Editor, (2015) Surabaya dalam Angka tahunu 2015, CV. Sari Murni, Surabaya 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts