Jalan merupakan media yang penting
dan punya arus yang padat. Penting karena menghubungkan dari satu tempat ke
tempat lain. Arus yang padat karena ada sekarang kendaraan mudah dibeli dan
dibayar secara mencicil. Jalan memerlukan keamanan agar dapat tetap lancar.
Semua seluk beluk keamanan berkendara di jalan diatur oleh Ditlantas.
Ditlantas (Direktorat Lalu Lintas) merupakan bagian dari kepolisian yang
mengatur lalu lintas. Ditlantas Polda Jawa Timur terletak di jalan Ahmad Yani 160, berada dalam satu kompleks
Bhayangkara. Ditlantas membawahi beberapa bagian untuk memperlancar pembagian
tugas. Ditlantas menjalankan fungsi administrasi misal untuk surat kendaraan
bermotor, surat izin mengemudi, dan sebagainya. Kondisi jalan yang macet
menjadi bagian Ditlantas untuk mengatur dan mengarahkan alur kendaraan.
Penyuluhan penggunaan pengaman alat berkendara seperti sabuk pengaman maupun
helm bagian dari pendidikan lalu lintas. Tujuan penyuluhan agar orang-orang
menggunakan pengaman dan pelindung secara baik dan benar. Namun, kelalaian juga
dapat terjadi. Akibat kelalaian pengguna kendaraan, kecelakaan tidak dapat
dihindari.
AKBP Hari Sindhu menjelaskan pekerjaan polantas (polisi lalu lintas) yang
sangat penting yaitu menekan angka kecelakaan kepada mahasiswa UK Petra yang
berkunjung ke Ditlantas pada 19 Februari 2016. Proses untuk meminimalkan angka
kecelakaan yaitu melalui berkendara secara aman dan menaati aturan. Sayangnya,
rasa egois pengguna jalan lebih besar daripada keselamatan berkendara. Lelaki
yang menjabat sebagai kepala bagian Pembinaan dan Operasional menuturkan angka
kematian karena kecelakaan lalu lintas di darat lebih besar daripada udara,
meski sekali pesawat jatuh langsung memakan banyak korban. Pendidikan mengenai
lalu lintas di masyarakat masih rendah. Kondisi yang sering ditemui yaitu
pengendara sepeda motor tidak menyalakan lampu tanda reting belok ketika akan
berbelok. Pengendara lain perlu menyesuaikan kecepatan dengan mengerem
mendadak. Kemudian kita sering mendapati sepeda motor tiba-tiba berbelok atau
memotong jalan tanpa melihat kendaraan lain di sekelilingnya.
Kondisi menyetir di jalan bukan
hanya tentang diri sendiri karena di depan dan belakang ada orang lain yang
akan terkena imbas. Menurut Fransisca Prayogo, mahasiswi ini mengungkapkan hal
yang paling membuatnya jengkel ketika mengendarai sepeda motor yaitu ada
pengendara lain yang mengerem secara mendadak. Bila ia tidak dapat menyesuaikan
dengan mengerem, akan menabrak yang berada di depan. Ian Sindunata, mahasiswa
asal Malang ini mengungkapkan pendapatnya mengenai pengendara sepeda motor yang
tidak menyalakan lampu sein ketika berkendara.
Kendaraan yang paling sering terlibat dalam kecelakaan di Surabaya
selamat tahun 2014 yaitu sepeda motor sebanyak 972 buah sepeda motor, mobil
penumpang 188 buah, mobil barang 156
buah, dan bus enam buah. Banyak orang yang mengira ketika sudah dapat
mengendarai sepeda motor maka dapat bebas mengendarai di jalan. Padahal,
mengendarai sepeda motor perlu pemahaman dan ketrampilan karena sepada motor
ini bergantung pada keseimbangan untuk dapat berjalan. Mobil penumpang, mobil
barang, dan bus lebih banyak terjadi kecelakaan di jalan tol. Mobil melaju
melalui jalur kiri yang di depannya terdapat truk yang berhenti seperti kasus
truk TNI-AL yang terjadi pada tanggal 25 September 2014 yang mengakibatkan enam
orang anggota TNI meninggal. Kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh anak
muda nomor satu berdasar Alert Driving, organisasi manajemen resiko pengemudi
global yang berpusat di Kanada.
Umur pelaku kecelakaan lalu lintas terbanyak pada tahun 2014 yaitu umur
16-25 tahun sebanyak 220 orang. Golongan anak muda kurang dapat memperhitungkan
dan mengendalikan diri. Serta ada umur 16 tahun yang seharusnya belum boleh
mengendarai kendaraan bermotor. Umur 51-60 tahun kelompok umur pelaku kedua
tertinggi. Pemahaman berkendara secara aman dan tertib perlu disosialisasikan
ke banyak lapisan umur karena dari golongan anak muda dan tua, angka pelaku
kecelakaan cukup tinggi.
Selain itu, profesi yang paling sering terlibat sebagai pelaku dan korban
kecelakaan lalu lintas yaitu karyawan swasta. Kasus kecelakaan di Surabaya
selama tahun 2014 berdasar Pusat Statistik Surabaya terjadi 716 kecelakaan,
dengan pelaku 566 orang yang berprofesi sebagai karyawan swasta. Karyawan
swasta tergesa-gesa mengendarai kendaraannya karena menghindari terlambat masuk
kantor atau ingin segera tiba di rumah. Profesi kedua yaitu pelajar dengan
pelaku 102 orang. Jumlah profesi pelajar sebagai pelaku menunjukkan adanya
penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 angka tertinggi pelanggaran
lalu lintas adalah pelajar sebanyak 1315 orang. Pada tahun 2014 angka
pelanggaran dari pelajar turun menjadi 45 orang. Turunnya angka pelanggaran
dari pelajar menunjukkan kesadaran untuk berkendara dengan aman. Program
pembinaan dari Ditlantas berhasil untuk membuat pelajar sadar akan pentingnya
keamanan dan ketaatan dalam berlalu lintas. Ditlantas menjalankan kegiatan
pembinaan dengan roadshow ke sekolah-sekolah untuk membina safety riding. AKBP Hari Sindhu mengungkapkan keprihatinannya
terhadap angka pembunuh terbesar anak
muda adalah kecelakaan lalu lintas. Menurut Bapak berkumis ini generasi penerus
bangsa tidak boleh mati sia-sia di jalan.
Faktor penyebab dari kecelakaan karena human error, lingkungan, dan kendaraan. Faktor penyebab terbesar
yaitu ada pada human error. Sekitar
80% faktor kecelakaan lalu lintas karena human
error, masing-masing 10% untuk faktor kendaraan dan faktor kondisi jalan.
Kesalahan manusia dalam berkendara kebanyakan karena terburu-buru sehingga
menyalip dengan perhitungan yang tidak tepat. Berdasarkan data Ditlantas Polri
tahun 2009 Faktor human error terbesar yaitu pengemudi yang
terburu-buru, ngebut, dan tidak sabar sebanyak 26%, kecelakaan ketika pengemudi
menyalip sebanyak 17%. Pengemudi mengendarai dengan kurang waspada dan
mengantuk sebesar 11%, kemudian penyebab lainnya seperti pelanggaran rambu,
berkisar antara 0,5 sampai 8%. Faktor
kendaraan misal rem kendaraan yang tiba-tiba hilang kendali dan tidak berfungsi
hanya dapat berhenti dengan menabrakkan kendaraan. Pengecekkan kendaraan secara
berkala penting untuk dilakukan. Faktor jalan yaitu kondisi jalan yang
berlubang dalam akan sangat berbahaya di malam hari apalagi bila pengendara yang
lewat mengebut.
Pengendara perlu waspada dan tidak meremehkan kondisi jalan. Seringkali
kita sebagai pengguna jalan lebih banyak mengeluh proses tilang yang dinilai
sebagai akal bulus polantas untuk mencari uang. Kita mengebut di jalan karena
mengejar waktu. Waktu sangat mahal karena tidak dapat dibeli dan begitu pula
nyawa kita, akankah kita hidup sembarangan
di hadapanNya. Kita sering kurang merefleksikan diri apakah kita telah
berkendara dengan aman dan tertib. Ada slentingan yang menyebutkan peraturan
ada untuk dilanggar dan menuntut kebebasan. Perlu diingat, kebebasan kita
dibatasi oleh kebebasan orang lain dan orang lain kebebasannya dibatasi
kebebasan orang lainnya lagi. Mari berkemudi dengan cerdas!
Sumber:
Editor, (2015) Data Pokok Surabaya tahun 2015, Surabaya
Editor, (2015) Surabaya dalam Angka tahunu 2015, CV. Sari Murni, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar