Masa Muda, Masa
Perjuangan
Flores Andy Noya adalah
host acara Kick Andy di salah satu
stasiun televisi swasta di Indonesia. Saya mengetahui program acara Kick
Andy saat kelas 6 SD. Sudah 7 tahun berlalu sejak awal saya terpesona dengan
program dan pembawa acara yang unik di mata saya. Saat itu, Andy Noya khas
dengan rambut kribo. Pembawaan Andy Noya yang tenang, ia dapat mengutarakan
perkataan dan pertanyaan aneh dengan
ekspresinya yang datar sehingga mengundang gelak tawa penonton.
Pria kelahiran Surabaya
tersebut telah bekerja di berbagai bidang jurnalis dan publistik. Sebelumnya
saat Andy mengenyam pendidikan, ia adalah lulusan Sekolah Teknik Menengah.
Kemudian berpindah haluan saat akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Menurutnya, sekolah publistik lebih memikat hatinya apalagi ia hobi menulis.
Tanda bakat awal kemampuan menulis Andy Noya terlihat sejak SD. Buku Kick Andy
Corner memuat curahan hati Andy. Andy
menuliskan saat di masa SD tulisannya dipuji guru, bahkan gurunya menganjurkan
memiliki cita-cita wartawan.
Saya kagum dengan
perjuangan Andy yang di masa belajar di sekolah tinggi serba terbatas. Ia tidak
menyelesaikan hingga lulus sekolah tinggi karena terhimpit biaya. Andy
merupakan bungsu dari tiga bersaudara dengan dua kakak perempuan. Ia merelakan
kuliahnya terhenti karena tidak tega melihat kakak-kakaknya yang juga terbatas
harus membiayai kuliah. Semasa kuliah, harga buku baginya sangat mahal. Demi
menyiasati harga buku yang mahal, Andy pergi ke perpustakaan lalu menyalin
berlembar-lembar buku yang diperlukan. Sekarang Andy dapat membeli sebanyak
apapun buku yang ia inginkan. Ia menyatakan ia suka membeli buku meski masih
ada banyak buku yang belum ia baca. Ia merasa ada rasa kepuasan saat dapat
membeli buku seperti mengingat masa mudanya yang untuk mendapatkan buku
pelajaran harus menyalin.
Semasa awal Andy bekerja sebagai jurnalis, ia berjuang naik
turun angkot di ibu kota untuk mendapatkan berita. Andy sangat memegang prinsip
mengenai arti perjuangan. Ia pernah
memarahi wartawan muda yang datang padanya tanpa membawa hasil karena
narasumber yang ditarget sulit untuk diwawancarai. Bagi Andy, kondisi saat ini
telah banyak dibantu oleh kemajuan teknologi dan menyebabkan mental orang
menjadi lemah.
Baginya, pekerjaan
jurnalis ini adalah lentera jiwanya. Lentera jiwa yang membuat orang akan
menikmati pekerjaan meski susah dan banyak hal yang harus dikerjakan. Andy
mencari lentera jiwanya dengan mencoba dan menyesuaikan apakah hatinya senang
saat ia menjalankan tugas atau ada hal lain yang lebih membuatnya tertarik.
Saya kagum pada Andy
Noya dengan ketekunannya, kemantapan hati memilih pekerjaan sesuai lentera
jiwa. ada pilihan ketika ingin mengikuti lentera jiwa, bagaimana nanti
menikmati dengan pekerjaan, kemudian bila pendapatan kecil manakah yang harus
dipilih. saya belajar ada pilihan dan pengaruh yang akan diambil untuk
menghadapai dunia karier.